Selasa, 19 Januari 2010

40 Tahun Lalu Al-Aqsha Dibakar Namun Api Itu Masih Menyala Hingga Kini

Pada tahun ke 40 peristiwa pembakaran ini, Masjid Al-Aqsha masih menjadi target yahudisasi pemerintah radikal Zionis Israel, termasuk di dalamnya sejumlah organisasi Zionis baik yang resmi ataupun swasta. Mereka semua terus berupaya membangun Haikal di atas reruntuhan Al-Aqsha.

Saat itu, warga Al-Quds baru sadar atas kedengkian pihak Zionis terhadap Al-Aqsha. Mereka baru sadar ketika lidah api dan asap menyelimuti kubbah masjid dan suara takbir bersahutan dari menara masjid. Namun api sudah menghanguskan mimbar Shalahudiin, membakar bangunan dan mihrab Nabi Zakaria serta ukiran kayu yang terdapat di dalamnya. Sementara itu, pemerintah Zionis hingga kini tidak pernah mundur dari niatnya untuk menguasai Al-Quds. Mereka juga membangun otoritas purbkala di bawah Masjid Al-Aqsha. Mereka mengklaim bagian selatan Al-Aqsha dimana terdapat Musholla Marwan akan segera roboh. Hal ini dilakukan untuk menghalangi warga Palestina melanjutkan renovasi musholla tersebut yang merupakan bagian terbesar dari Masjid Al-Aqsha.

Rincian Al-Haram Al-Quds

Al-Haram Al-Quds menempati wilayah seluas 144 hektar, mencakup sejumlah musholla. Bangunan utama adalah Masjid Al-Aqsha yang berada di sebelah selatan al-Haram menempel dengan tembok bagian selatan dekat wilayah Silwan dan Wadi Qadran. Adapun Tembok Barat disebut juga sebagai dinding Al-Buraq yang bergabung dengan Masjid Al-Aqsha di sebelah bawahnya. Ruangan tersebut telah diperbaiki dan dapat menampung ribuan kaum muslimin. Sementara Musholla Marwan bersebalahan dengan Al-Aqsha lama di bagian timurnya. Bangunan ini merupakan bangunan lama yang telah diperbaharui dan dapat menampung ribuan jama’ah pula.

Selain itu, ada bangunan Qubbah Sakhra yang berada di tengah areal Al-Haram, berada di sebelah utara dari Masjid Al-Aqsha. Bangunan ini merupakan bangunan terindah yang menampakan teknik tertinggi dan citra rasa seni serta kemewahan. Qubbahnya yang terkenal paling indah dan terbesar di dunia. Bangunan ini terletak di atas tanah tinggi dari Al-Haram al-Quds yang merupakan tempat mi’rajnya Rasulallah ke langit ke tujuh, setelah beliau melakukan perjalanan malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha.



Tokoh-Tokoh Palestina Himbau Selamatkan Al-Aqsha

Sejumlah tokoh dan da’i Palestina hingga kini menyerukan semua pihak untuk menyelamatkan Masjid Al-Aqsha dari siasat yahudisasi dan blockade Israel. Warga Palestina mengingatkan semua orang atas kebijakan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds. Mereka masih melanjutkan penggalian serta pembuatan terowongan di bawah masjid dan sekitarnya.

Seperti diungkapkan, Ketua Komisi Al-Quds di parlemen Palestina, DR. Ahmad Abu Halbiyah yang mengingatkan situasi yang semakin memburuk menimpa Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha. Pemerintah Israel menerapkan kebijakan spektakuler dalam upayanya meyahudikan Kota Suci ummat yang sudah memasuki tahap akhir.

Komplek Al Aqsa bersebelahan dengan WAILING WALL/Tembok Ratapan

Pase Berbahaya

Dalam penjelasanya kepada Infopalestina, Abu Halbiyah mengungkapkan kekhawtiranya atas situasi yang terus berkembang. Kami khawatir kita telah memasuki saat yang paling berbahaya. Entitas Zionis saat ini dalam tahap akhir dari yahudisasi Al-Quds. Secara sempurna rencana mereka akan selesai pada tahun 2020. Dimana Al-Quds akan menjelma menjadi kota yahudi, termasuk di dalamnya pendirian Haikal yang mereka impikan. Dengan kata lain, kita sedang menyaksikan tahap akhir dari yahudisasi yang paling berbahaya.

Ketua komisi Al-Quds ini menegaskan tentang pentingnya menyelamatkan kota Al-Quds secepatnya, dengan menghentikan siasat pengusiran warga Palestina melalui pemberian bantuan yang diperlukan bagi mereka. Al-Quds dan warganya saat ini sangat butuh bantuan. Lebih dari setengah milyar setiap tahunya dibutuhkan warga Al-Quds untuk memperjuangkan wilayahnya dari upaya pengusiran Zionis.

Sementara itu, kondisi kejiwaan warga sebenarnya sudah sangat sulit dan berat. Mereka membutuhkan dukungan dan kesabaran yang tinggi. Dengan ini Abu Halbiyah meminta bangsa Arab dan Islam secepatnya menyelamatkan Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.

Peringatan 40 Tahun Pembakaran Bersamaan Dengan Kebijakan Pengosongan Al-Quds

Sejumlah da’i dan pemimpin Palestina mengisyaratkan peringatan peristiwa pembakaran Al-Aqsha kali ini bersamaan dengan kebijakan pemerintah Zionis untuk membersihkan kota Al-Quds dari warga Arab dan Islam. Mereka menerapkan kebijakan sebagaimana diterapkan pada Masjid Al-Ibrahimi di Hebron. Disamping terus melakukan penggalian terowongan dan perubahan demografi serta keagamaan kota tersebut hingga menjadi kota Yahudi.

Para da’I dan pemimpin Palestina menyerukan para pemimpin Arab dan kaum muslimin serta sejumlah lembaga internasional, ikut ambil bagian dalam menghentikan kebijakan Zionis terkait yahudisasi ini.

Pada saat yang sama, mereka menyerukan kaum muslimin untuk mengunjungi al-Aqsha demi melindungi dan memakmurkan masjidnya.



Peristiwa Pembakaran Al-Aqsa 21 Agustus 1969

Shalah Seru Selamatkan Al-Aqsha

Di pihak lain, Ketua Gerakan Islam di wilayah Palestina jajahan 48, Syaikh Raed Shalah meminta pembentukan badan sosial Islam dan Arab untuk menyelamatkan Masjid Al-Aqsha dan kota Al-Quds. Ia mengatakan, Zionis sedang bersungguh-sungguh merubah Al-Quds menjadi kota Yahudi dan membagi Al-Aqsha antara kaum muslimin dan kaum Yahudi. Al-Aqsha saat ini, sedang menghadapi pase yang paling berbahaya dalam sejarahnya. Lebih berbahaya dari perang Salib dan perang Tatar, ungkapnya.

Dalam sejumlah konferensi yang diadakan Pusat Kajian Palestina, Raed Shalah menyebutkan tentang pentingnya mobilisasi sejumlah pengacara dan insinyur untuk melihat masalah perumahan dan kependudukan di Al-Quds. Hal ini merupakan tanggung jawab menteri urusan Al-Quds Palestina. disamping pentingnya kerja sama antara faksi-faksi Palestina walaupun secara minimal untuk menyelamatkan al-Quds dari yahudisasi. Disamping itu perlu pengembangan dalam bidang pencatatan warga Al-Quds melalui lembaga pencatan sipil, serta pembuatan pusat kajian setrategis dan pembahasan proyek serius terkait Al-Quds dan Al-Aqsha.

Sebelumnya, lembaga Al-Aqsha untuk pemeliharaan dan pembangunan tempat suci ummat meminta dunia Arab dan Islam, baik secara resmi pemerintahan atau rakyatnya untuk menggagalkan realisasi rencana Zionis dalam membagi Al-Aqsha dan pembangunan Haikal.

Kebijakan pembagian Al-Aqsha lebih berbahaya dari pada pembakaran masjid. Ia meminta semua pihak bertanggung jawab dan bergerak baik secara resmi melalui pemerintahan ataupun tekanan dari rakyat untuk menggagalkan rencana Zionis tersebut.

2 komentar:

Posting Komentar

Komentar ya..Karena saran dan kritik anda sangat berarti bagi saya :)

Related Posts with Thumbnails